Laman

Sabtu, 12 Juni 2010

Perjalanan Saya Sebagai Santri


Pada waktu pelulusan SLTP (2003) penulis bernisiatip untuk mondok jadi santri, akan tetapi ketika itu ada kendala yang musti penulis hadapi, khususnya orang tua, pada waktu itu orang tua tidak mengijinkan untuk mondok jadi santri, dengan alasan, ndak sanggup untuk membiyayai.
Alasan ini cukup, masuk akal, karena ketika saja penulis masih sekolah di tingkat SLTP, untuk membayar uang OSIS saja sangat susah, pada hal pada waktu itu cuma 12.000 per tahun. apa lagi pembayaran di pesantren pada waktu itu 160.000 per tahun, dan uang pendaftaran 500.000, sehingga orang tua melarang penulis untuk mondok dipesantren.
Dengan penuh keyakinan dan semangat penulis untuk mondok dipesantren untuk menjadi orang yang berguna, baik kepada orang tua, agama maupun bangsa dan negara, pada waktu itu tepatnya hari minggu pagi tanggal, 13 Juli 2003 penulis berangkat untuk mendaftar di pesantren, dengan modal nekat dan hanya berharap pertolongan dengan Allah SWT.
Alhamdulillah penulis, diterima untuk mondok di pesantren, sekitar satu minggu penulis sudah mondok baruh orang tua tahu, sehingga pada saat itu bapak sangat marah, akan tetapi dengan dengan lemah lembut penulis jelaskan, akhirnya bapak dan ibu baruh mengerti. Kemudian penulis mengatakan kepada ayah dan ibunda bahwa ayah dan ibunda tidak perlu memikirkan uang jajang penulis, akan tetapi cukup saja uang untuk spp nya perbulan. Al hasil pada waktu mulai ibu menabung tiap hari 5.000, jika samapi satu bulan kemudian celengannya dibuka lagi untuk dikirimkan kepada penulis, hal ini dilakukan sampai penulis tamat tingkat aliyah selama 3 tahun.
Mengenai keperluan penulis untuk hari-harinya, orang tua tiada yang tahu, maka pada waktu itu, ketika teman lagi jajan maka penulis hanya bisa sabar, dan biasanya penulis selalu berpuasa, akan tetapi pertolongan Allah datang, ketika itu penulis masuk tahfidz, sehingga ketika ada yang meninggal penulis dipanggil untuk dingajikan, kemudian diberikan amplot yang berisi sebuah uang, al hamdulillah dengan itu, penulis mampu bertahan bahkan mampu bersaing dengan teman-teman yang bercukupan.
Ketika tamat Aliyah, Kiyai penulis menyuruh penulis untuk tinggal menamatkan 30 juz, karena pada waktu itu, hafalan al qur'an penulis baruh 20 juz dan juga kuliah sambil membinah di pondok ini, al hamdulillah ketika 1 tahun berjalan hafalan penulis baruh tamat dan diwisudah pada acara isra' dan mi'raj.
Dengan modal hafalan Al Qur'an penulis mampu membiyayai uang kuliah sampai sekarang tampa meropotkan orang tua, bahkan sekarang ade penulis juga mondok dipesantren ini, dengan uang pendaftaran 1.500.000, dan spp perbulan 250.000. al hamdulillah penulis mampu atasi semuanya, dengan berkah al qur'an. penulis hampir tiap ramadhan dikirim untuk imam tarwih di Kabupaten Konawe tepatnya di Kecamatan Wawotobi selama 3 ramadhan, al hamdullillah dengan kontrakan itu, saya mampu membiayayai diri penulis dan ade penulis.
Bahkan dengan kekuasaan Allah dan berkah al qur'an penulis disedekahkan oleh seorang wanita untuk dinikahi, yang insya Allah penulis akan terima, dan walaupun disedekahkan penulis juga seorang laki-laki, akan melamar dia sesuai dengan kemampuan penulis.